Cerita Pandemi
Bicara soal Rabu malam yang menyegarkan, juga sinyalmu yang terputus minta disambungkan. Sementara daya ponselku yang habis minta di isi. Loh, obrolan kita belum selesai. Meski lima setengah jam habis sudah ku lalui bersamamu di telepon Kamu bertanya, mau dilanjut kapan? Ku bilang besok pagi saja kita sambung lagi ya? Kemudian berebut mau memutuskan sambungan. Dipikir - pikir lucu juga, semenjak kita tidak bersua. Hidungmu tak lagi jadi tridi . Rahangmu yang tegas tidak lagi bisa ku pukul, lalu tertawa mellihatmu yang kesal. Pandemi, kapan selesai? Tidak sabar ku ajak dia jalan mencari lampu Malioboro. Kemudian duduk bersampingan di pinggir jalan sambil makan sate kesukaanmu. Yang sejak saat itu, jadi kesukaanku juga. Ah, tapi aku tak suka disana. Dingin. Aku juga tidak suka pengamen yang membatasi perbincangan seru kita. Sukaku hanya bersua denganmu. Nanti ya! - Aini