Posts

Showing posts from July, 2020

Apa yang sedang kamu suka, Tuan?

Apa yang sedang kamu suka dengan sepenuh hati, Tuan? Agar ku hidangkan dengan rindu yang terbiasa. Apa yang sedang kamu pikiran, Tuan? Agar kubantu menyelesaikan risau logikamu. Apa yang sedang kamu rindukan wahai Tuan? Agar sama - sama kita rakit rindumu jadi nyata. Apa  yang sedang kamu dambakan? Bukankah gadis cantik sebagai lakon utama di setiap cerita cintamu? Yang tentu saja bukan aku. Lalu kulihat di masa amarahmu. Penuh salah, marah dan darah. Dengan atau tanpa kata dan tatapmu, Aku lebih dari mengerti rasa dan karsamu. Kamu, simfoni. Menyamar menjadi siluet hitam pekat. Lekas, terbentur, terbentuk, kemudian menjadi utuh. Sungguh, apa yang bisa kubantu, Tuan? Jika harus memelukmu dalam diam-mu itu? - Aini

Catatan Mencintaimu, berhari - hari

Kamu tetap kamu. Yang telak mengerti bahasaku. Yang telak mengerti apa yang kuceritakan. Sayang, kau tak pandai memahami apa yang aku rasakan. Kita tetap berdua. Yang berjalan di tempat sekedar angan - angan. Tanpa kepastian, apalagi pembalasan. Halo, Aku paham bahwa kisah ini mungkin saja tidak menjanjikan akhir yang baik. Mungkin bukan aku, semua tujuan, cita dan cintamu. Entahlah, Kita bahkan tak pernah bisa beriringan. Bagaimana jika kita sesekali saling mengungkapkan? Bahwa aku mencintaimu tanpa berkala dan tak pernah aku paksakan. Tapi tenang sayang. Esok hari, jika kamu temukan kabar ia berhenti setelah mencintaimu berhari - hari, Ia sungguh - sungguh ingin melupa tanpa celah lagi. - Aini

Jeda, Hampir Jumpa.

Sejak sekiranya kamu kembali, Lalu kita rutin berwicara banyak kata. Kamu yang jadi alasan aku bahagia dengan segala yang kamu punya. Kamu mesti tak pernah menyukaiku. Kita hanya teman yang ditakdirkan saling menenangkan. Melipur lara yang kembali hadir. Tanpa tahu, untuk apa rasa ini dibentuk. Mengapa kamu tak pernah bisa jadi perasa? Tentang bagaimana aku mencintaimu tanpa jeda. Tentang bagaimana aku terus keluhkan kapan kita berjumpa. Kapan bisa ku ungkapkan padamu? Bahwa aku telah jatuh padamu, Kemudian mencintaimu dengan mubazir. Yang hilang waktu itu, kamu. Yang sibuk mencarimu, ya aku. -Aini

Si Tuan

Kita adalah sepi semesta. Yang memaksakan bertahan jadi alasannya. Tak pernah dikira - kira, bahwa aku akan jatuh pada tuan yang kepastiannya selalu kunantikan. Nyatanya jatuh padamu tak semudah itu. Berlalu, dengan banyak perjuangan. Terlebih, dasyatnya sakit berjuang sendirian. Bagaimana agar kamu tahu? Bahwa rasa ini tak pernah pura - pura. Bagaimana agar kamu mengerti? Bahwa rasa ini tak mudah pudar. Tuan, Tentang kisah dan cerita orang diluar sana. Yang tak jauh berbeda dengan kisah kita. Bisakah kita bertukar posisi? Biar kamu tahu, rasanya memperjuangkan. Biar jangan aku saja yang berperang perasaan. Maaf tuan, Aku yang belum bisa menerima, bahwa kisah ini terlanjur bertepuk sebelah tangan. - Aini