LawPhobia

Hukum di negeri ini lebih busuk dari kritik kapitalis
Pasca meredupnya kobaran api gelora aktivis
Berita sampah jadi pajangan layaknya obituari
 
Molotov terakhir terlempar di gedung hijau
Ekonomi jadi alasan kejujuran di cekoki
HAM menjadi tiga huruf penghias buku keadilan
Meski sengsara tak berawal dari nyalak senapan
 
Istana hanya milik mereka penggiat korposial nasional
Suap menjadikan rupa layaknya lubang sanggama binal
Demi kedudukan, tahta, dan kemewahan
Menjadi budak tetesan liur berahi uang jutaan dollar
 
Bertahun - tahun menggelandang
Satu tahun mendekam
Lex talionis menjadi kalimat tanpa arti
Dongeng keadilan layaknya tali untuk gantung diri
 
Lebih baik bersujud di ranjang pelacuran
Bukan pada kertas berisi tumpukan peraturan yang tidak berdasar pada Pancasila
Yang disalahgunakan kumpulan para penghianat rakyat,
kemudian mencekik keadilan sampai sekarat
 
Tulisan sampah ini hanya ilusi.
Jika kita tidak cinta pada air mata ibu pertiwi,
yang menangis melihat penyidik kehilangan mata
Pula ketidakberdayaan penguasa mengatur kuasanya
 
Tinta adalah kalam saat kebebasan dikhianati
Milisi tanpa seragam menikan sampai mati
Rima bukanlah satu - satunya jalan untuk melawan
Bagaimana jika kami mengasah ribuan pedang?
 
- Aini


Comments

  1. HAI PALS^^
    Trima kasih sudah baca!
    Tulisan ini mengandung sarkasme.
    Bentuk kepedulian terhadap negara sendiri.
    Terima kasih juga untuk MasBay yang sudah banyak membantu dalam pembuatan puisi.

    *jika ingin bagikan, jangan lupa mencantumkan credit tittle pals
    luvvvvv <3

    ReplyDelete
  2. menohok banget!! keterlaluan kalo ga viral!! terima kasih sudah mewakilkan perasaan rakyat Indonesia

    ReplyDelete
  3. Lu kira keren tulis bgni?
    KEREN BANGETTTT DONGGGG WOYYY

    ReplyDelete
  4. Keren doang, eh canda keren banget. Semagat kak buat tulisan selanjutnya

    ReplyDelete

Post a Comment

thank you for open this blog! with love -aini

Popular posts from this blog

Kisah Temaram

Rinduku