Agenda Rindu
Lama tidak bersua dengan mata pena. Sekedar merajut aksara di lembar putus asa. Resah, merayap pada lengan malam. Gelisah, rindu tak ada tempat untuk berpulang. Aku melihatmu di antara semburat rembulan. Kala renung mengajakku terbang di rasi bintang. Mengangkasa seorang diri, menyusuri jejak sang tuan. Berharap ada setitik darinya yang terjatuh untuk kucuri. Namun, suara kesepian kian mencekam. Gemirsik daunbersetubuh dengan angin malam. Gendang telinga dipenuhi nada perpisahan. Sedang muara tak mampu menampung elegi kejujuran. Yang terjatuh seiring kabut berlabuh. Samar - samar embun menutup gaduh. Sampai bulan meninggalkan tempatnya. Dan rindu kian kuat di atas singgasana. Mata itu, penyebab rindu kian memuncak. Pernah berpijak meski hanya tinggal sebuah jejak. Partitur senyap membungkam kesepian. Tuan, maaf jika rinduku tak berkesudahan. - Aini